-BLS ‘COFFEE OF LOVE’ PART 1-
“Nyonya, mau pesan apa?” Tanyaku sembari
memberikan pilihan menu macam-macam coffee
“Saya ingin milk coffee” jawab perempuan paruh baya yang kuyakin sangat
kedinginan karena hawa dingin yang menusuk tulang-tulangnya, akupun
merasakannya.
Kuambilkan pesanan wanita itu dan segera
kuantarkan ke mejanya “Silahkan” kataku dengan menyerahkan secangkir coffee
yang hangat “Terimakasih. Kau manis sekali, siapa namamu?” puji dan tanyanya,
kuyakin wajahku sudah merah merona. “Sama-sama. Namaku Francsista Parisa, anda
dapat memanggilku Franc” jawabku sambil senyum manis padanya “Darimana kau
berasal?” “Paris nyonya” “Panggil saja Pattie. Kenapa kau bekerja di sini?”
Tanyanya lagi “Dulu saya tinggal di Paris, karena saya ingin mandiri saya pergi
ke Canada dan sampai akhirnya kudapat membangun kedai kopi ini” “Kau memang
gadis baik dan mandiri. Kurasa kuharus pulang” katanya sembari keluar
meninggalkan beberapa uang dollar di meja.
Jam menunjukkan pukul 10 malam, kurasa kedaiku
harus tutup. Ketika pintu mulai kukunci, kumerasakan ada yang menepuk bahun
kananku, ku menoleh dan ku dapati pemuda tinggi, tampan, dan putih. Ku lihat
seulas senyum di wajahnya, ya Tuhan senyumnya manis sekali “hey” sapanya “hey,
siapa kamu?” “Aku Justin Bieber” jawabnya. Justin Bieber? Namanya seperti artis
yang sedang naik daun saat ini. Aku sadar dia memang Justin Bieber artis
terkenal itu. Memang, pengetahuanku tentang dunia maya dan teknologi tidak
baik, sampai-sampai aku tak mengenali Justin Bieber. “Kenapa kau disini?”
Tanyaku bingung “Aku ingin membeli secangkir kopi hangat” “Tapi kedaiku sudah
tutup” “Ayolah, kumohon, ku ingin merasakan kopi buatanmu” Pintanya dengan
wajah memohon, kutak dapat menolak permintaanya. “Baiklah ayo masuk. Tapi
mengapa kau datang ke kedai kecilku ini, padahal ada kedai kopi yang lebih
mewah?” kataku sembari membuka kedaiku kembali. “Karna aku tak suka keramaian
jika aku sedang beristirahat atau sendiri” jawabnya. Dan kita berdua masuk.
“Kau mau pesan apa?” tanyaku sembari
memberikan daftar menu di tanganku. Dia melihat semua menu yang ada “Tak ada
yang kusuka” Jawabnya singkat. Pemuda ini membuatku geram, tapi apa daya ku
harus sabar. “Hmmm, kusuka milk coffee, tapi tambahkan coklat dan madu” sambung
Justin “Kau aneh sekali, bagaimana rasanya nanti?” “Sudahlah, buatkan saja”
“Baiklah” Kataku. Ku mulai membuat kopi apa yang dimintanya. Dalam benakku
bertanya ‘apakah enak kopi ini?’, tapi sudahlah ku harus segera mengantarkan
kopi ini. Justin pasti sudah menunggu. Kusuguhkan secangkir kopi yang kutak
tahu pasti bagaimana rasanya.
“Thanks” ucapnya. Kutatap wajahnya, tampan
sekali wajahnya. Tak kusadari ternyata Justin melihat jika aku mentapnya “Kau
ini kenapa? Aku tampan? Memang” gede rasa sekali Justin, tapi tak bisa
dipungkiri memang Justin sangat tampan, pasti banyak sekali perempuan yang
menginginkannya. “Tak usah gede rasa kau ini. Ku hanya berpikir, apa kopi yang
kau minum itu enak?” elakku yang kutak mau Justin tahu jika aku memikirkannya.
“Kau ini, kalau tak enak, tak mungkin aku meminumnya. Kopi buatanmu enak dan
manis sekali. Manis seperti kau” puji Justin yang seketika membuat pipiku merah
seperti tomat yang siap disergap “Dari tadi kutak tahu namamu. Siapa namamu?”
Tanya Justin. “Franc, Francsista Parisa” jawabku malu-malu, karna kuyakin
pipiku masih belum pulih berwarna coklat. “Beautiful name” “Kau ini, sukanya
memuji” “Namamu memang cantik seperti kau cantiknya” Justin tak puasnya membuat
pipiku memanas dan kuhanya dapat tersenyum malu. “Baiklah Franc, aku pulang
dulu. Besok aku akan kembali mengajak teman-temanku. Dapatkah aku mendapat
nomor telephonemu?”tanya Justin. Kumengangguk tanda ‘iya’ dan kuserahkan
secarik kertas yang berisi nomor untuk Justin.
Justin pun pulang dan kututup kembali kedai
kopi kecilku itu. Setelah semuanya selesai, akupun kembali ke rumah kecilku
yang tak jauh dari kedai kopiku. Walau kecil, aku membeli rumah itu dengan
hasil kerja kerasku sendiri. Ku akhiri hari ini dengan bahagia, kedai kopi
ramai, dan dapat berkenalan dengan pemuda tampan Justin
Bieber.........................................................................
Part 1 is end. WDYT? Please comment
Wait for the next part.
Thanks for reading. xx
BLS by @reta_felle and @rachma_novala